Diskusi Publik Ekonomi Kutai Timur Pasca Tambang.

Diskusi Publik Ekonomi Kutai Timur Pasca Tambang.

Oleh Andi Salsa Dea Maharani • 09 December 2025

Bagikan Artikel Ini

Opini

ISEKABAR.ID, Sangatta - Dewan Pimpinan Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia Kutai Timur (DPD KNPI Kutim) Menggelar Diskusi Publik bertajuk "Minerba dan Potensi Ekonomi Pasca Tambang" yang dihadiri oleh sejumlah elemen masyarakat sipil dan perwakilan Organisasi Kepemudaan (OKP) pada  hari Minggu (7/12/2025)

 

Dalam kegiatan tersebut mengahdirkan beberapa narasumber dari pihak Akademisi Randi Muhammad Gumilang, Alumni Tambang Rahmat Giling dan Sugiono Kabid Infrastruktur dan Kewilayahan Kabupaten Kutai Timur. Diskusi tersebut juga dihadiri oleh Yusri Yusuf Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kutai Timur (DPRD Kutim)

Titik fokus Diskusi Publik adalah potensi ekonomi Kutim Pasca Tambang dan bagaimana Kutim dapat mengembangkan ekonomi yang berkelanjutan pasca tambang tumbang.

 

Sugiono menyampaikan bahwa bidang pertanian di Kutai timur adalah salah satu potensi peningkatan ekonomi pasca tambang di Kutai timur namun dalam hal ini sangat dibutuhkan kolaborasi dari seluruh elemen masyarakat khususnya pemangku kepentingan.

 

"Dengan semua itu dibutuhkan kolaborasi dan singkronisasi antara kita semua pemangku kepentingan, apakah itu pemuda, pemerintah ataupun yang lainnya untuk menggenjot perekonomian disektor pertanian" ungkap Sugiono.

Senada dengan Narasumber kedua Rahmat Giling juga menyampaikan Potensi ekonomi Kutim Pasca tambang tidak terlepas dari pertanian dan sumber daya alam namun dibutuhkan kesiapan dari pemuda untuk mengawal kekayaan alam Kutim.

 

"Kutai timur ini tidak hanya secara spesifik tidak hanya pada sektor Mineral dan Batu Bara, tetapi lebih pada seluruh aspek yang ada. Tantangan kedepannya adalah kesiapan teman-teman pemuda untuk mengawal pasca tambang ini" Rahmat Giling.

 

Randi Muhammad Gumilang selaku akademisi juga menyampaikan  bahwa yang terpenting pasca tambang adalah pemahaman pemimpin daerah dalam upaya roda pembangunan Pasca Tambang.

 

"Kira-kira Pemimpin di Kutai timur ini, memahami atau perencanaan apa dalam upaya melanjutkan roda pembangunan Pasca tambang, persiapannya bagaiamana?"

 

Dirinya menyoroti Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kutim dan Dana Bagi Hasil (DBH) pertambangan juga menjadi persoalan.

 

"Pekan terakhir kita disuguhi tentang satu statement yang menarik, bahwasanya PAD Kutai timur itu hanya sekitar Empat Ratus Milyar sekian, sementara Dana Bagi Hasil di sektor pertambangan itu Empat Triliun sekian, Akibatnya  otomatis kita kembali kepada satu persoalan klasik yang kita sebut defisit anggaran daerah, Ibarat kata Beban anggaran kita nambah tapi pendapatan kita tidak" Ungkap Randi.

 

Menurutnya persoalan tersebut bukan persoalan personal Kutai timur tetapi hampir di semua daerah Kalimantan timur hal ini masih perlu diperdebatkan dan dipertimbangkan.

 

Diskusi Publik yang berjalan dengan Romantis tersebut diharapkan menjadi langkah awal meningkatkan kesadaran pemuda dan elemen masyarakat Kutai timur untuk mengembangkan potensi ekonomi Kutim Pasca tambang. Sebagaimana harapan-harapan yang disampaikan oleh Ketua DPD KNPI Kutim Aviburahman.

 

"Harapan saya sebenarnya, dengan dialog ini bisa memantik kembali nalar berfikir teman-teman bagaimana kemudian bicara tentang Kutai Timur hari ini dan Kutai Timur pasca tambang" jelasnya. (Opini/Kutim)

👁️ 18 kali dibaca

Tinggalkan Komentar