ISEKABAR.ID, Sangatta - Pemerintah Desa Swarga Bara terus memperkuat program transformasi pertanian sebagai langkah strategis untuk meningkatkan daya saing petani lokal. Melalui edukasi dan pendampingan yang melibatkan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL), desa berupaya mendorong petani beradaptasi dengan pola budidaya yang lebih modern serta memahami pentingnya manajemen pemasaran.
Kepala Desa Swarga Bara, Wahyuddin Usman atau Wahyu, menilai bahwa perubahan pola bertani merupakan kebutuhan mendesak agar produksi masyarakat tidak tertinggal dari perkembangan pasar. Ia mengakui bahwa sebagian besar petani masih mengandalkan metode tradisional yang diwariskan secara turun-temurun.
“Masih banyak yang bertani dengan cara lama. Padahal, kalau ingin hasilnya maksimal dan bisa bersaing di pasar, kita harus mulai beralih ke pola pertanian yang lebih modern,” ujarnya.
Wahyu menjelaskan bahwa pemerintah desa tidak hanya memberikan pendampingan teknis, tetapi juga fokus pada pemahaman rantai distribusi dan sistem pemasaran. Tujuannya, hasil pertanian warga tidak bergantung sepenuhnya pada pengepul, tetapi dapat mengakses peluang kontrak pasokan yang lebih stabil. Namun demikian, ia menegaskan bahwa skala produksi yang kecil masih menjadi faktor penghambat utama.
“Kalau ada permintaan 100 kilogram per hari misalnya, sementara produksi petani kita belum sampai segitu, otomatis sulit untuk memenuhi kontrak. Itu sebabnya pengepul masih berperan besar dalam rantai distribusi,” jelasnya.
Ke depan, Pemdes Swarga Bara menargetkan peningkatan produktivitas melalui kolaborasi antar kelompok tani dan penguatan kelembagaan pertanian. Pendekatan ini diharapkan mampu menggabungkan kapasitas produksi sehingga petani lebih siap menghadapi permintaan pasar.
Wahyu berharap, pelatihan yang dilakukan secara berkelanjutan dapat membentuk petani yang lebih mandiri, terorganisir, dan mampu memenuhi kebutuhan pasar, baik untuk konsumsi lokal maupun peluang kerja sama dengan perusahaan sekitar. (ADV/Kominfo/Kutim)