ISEKABAR.ID, Kutim - Pertumbuhan ekonomi Desa Swarga Bara kian menunjukkan perkembangan positif, didorong oleh semakin aktifnya pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang berperan penting dalam menggerakkan roda perekonomian lokal.
Peran pemerintah desa dalam menyalurkan Dana Desa, disertai kemitraan strategis dengan sejumlah perusahaan sekitar seperti PT Pama dan PT Kaltim Prima Coal (KPC), terbukti memberikan kontribusi signifikan terhadap kemajuan usaha kecil di Desa Swarga Bara.
Kepala Desa Swarga Bara, menjelaskan bahwa produk-produk olahan masyarakat kini tidak lagi terbatas dipasarkan di tingkat lokal, melainkan sudah mulai masuk ke pasar modern berkat peningkatan kualitas dan kemasan yang lebih profesional.
“Banyak UMKM yang awalnya kecil, sekarang sudah berkembang pesat. Produk mereka sudah masuk kemasan bagus dan bisa bersaing di pasar kota,” ujarnya, saat ditemui di kantornya, Rabu (19/11/2025).
Produk-produk unggulan UMKM Swarga Bara antara lain amplang, kue tradisional, bubuk jahe, dan minuman saraba bubuk.
Yang menarik, menurut Wahyuddin, mayoritas pelaku usaha merupakan ibu-ibu PKK yang telah mengikuti pelatihan pengolahan makanan. Kegiatan ini sebelumnya didukung melalui pendanaan tingkat RT dan program pembinaan yang digagas oleh pemerintah desa.
"Dari pelatihan sederhana, kini banyak dari mereka mampu memasarkan produk secara modern. Bahkan, beberapa di antaranya telah bekerja sama dengan pelaku usaha lain di luar desa," tambahnya.
Tak hanya di bidang kuliner, warga di Desa Swarga Bara juga memiliki potensi besar di sektor industri kreatif, khususnya batik. Tiga UMKM besar, yakni Batik Juwita, Batik Bumi Etam milik Bu Wises, dan Batik Panorama.
“Batik Panorama bahkan punya wayang orang sendiri yang rutin tampil di acara-acara besar seperti peringatan HUT Kabupaten dan kegiatan budaya,” katanya.
Wahyuddin menuturkan, pemerintah desa berupaya menjadikan keberhasilan para pelaku UMKM sebagai motivasi bagi generasi muda.
Ia berharap anak-anak muda di Swarga Bara dapat mengubah pola pikir dengan tidak semata-mata bergantung pada pekerjaan di perusahaan, melainkan berani menciptakan peluang usaha sendiri di desanya.
“Kita ingin menumbuhkan jiwa wirausaha, supaya desa ini bisa mandiri secara ekonomi tanpa harus bergantung sepenuhnya pada industri besar,” tutupnya. (Adv/Kominfo/Kutim)