Pemkab Kutim Perkuat Mutu Pendidikan Lewat Skema Beasiswa dan Pelatihan Guru

Pemkab Kutim Perkuat Mutu Pendidikan Lewat Skema Beasiswa dan Pelatihan Guru

Oleh admsyh28 • 25 November 2025

Bagikan Artikel Ini

ADVERTORIAL INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KUTIM

ISEKABAR.ID, Sangatta – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) mulai menata ulang strategi peningkatan mutu pendidikan dengan memperluas dukungan bagi tenaga pendidik.

 

Tidak hanya lewat insentif, pemerintah kini menyiapkan skema beasiswa dan pelatihan yang diarahkan untuk mendorong profesionalisme guru di seluruh wilayah Kutim.

 

Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman mengatakan, pemerintah daerah tidak ingin peningkatan kualitas pendidikan berhenti pada pembangunan fisik. Penguatan sumber daya manusia, terutama guru, disebut menjadi fondasi utama.

 

“Guru harus punya ruang yang cukup untuk meningkatkan kualifikasinya. Itu sebabnya pemerintah menyiapkan bantuan pendidikan dan pelatihan,” ujarnya, Selasa (25/11).

 

Tahun ini Pemkab Kutim mulai menggelar program beasiswa melalui skema Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL). Melalui program tersebut, guru yang melanjutkan pendidikan ke jenjang D IV atau S1 mendapat dukungan biaya Rp3 juta per semester. Pemerintah berharap dukungan finansial itu dapat mengurangi hambatan administratif yang selama ini sering menghentikan guru di tengah proses studi.

 

Tidak berhenti pada pendidikan formal, pemerintah juga menyiapkan bantuan untuk berbagai pelatihan kompetensi, mulai dari Pendidikan Profesi Guru (PPG), penguatan kemampuan pembelajaran, konseling, hingga pelatihan kepemimpinan sekolah.

 

Pada 2026, cakupan program akan diperluas. Ardiansyah menyebut langkah ini sebagai upaya mempercepat profesionalisasi tenaga pendidik di tengah tuntutan zaman yang terus berubah.

 

“Kebutuhan pendidikan hari ini berbeda dengan lima atau sepuluh tahun lalu. Guru harus mengikuti perubahan itu,” terangnya.

 

Selain dukungan pendidikan, Pemkab Kutim turut menyiapkan kebijakan peningkatan kesejahteraan guru. Tunjangan sertifikasi bagi guru non-ASN dinaikkan Rp2 juta per bulan. Adapun guru ASN akan menerima tambahan setara satu kali gaji pokok. Insentif guru honorer juga disesuaikan mulai tahun depan.

 

Kebijakan tersebut disebut bagian dari strategi menjaga motivasi guru sekaligus memastikan lingkungan kerja yang lebih kondusif.

 

Ardiansyah menilai profesi guru kini berada pada tekanan yang semakin tinggi. Perubahan pola belajar siswa, perkembangan teknologi digital, hingga dinamika komunikasi dengan orang tua menjadi tantangan tersendiri bagi tenaga pendidik.

 

“Guru bukan hanya mengajar. Mereka membimbing, membentuk karakter, dan membawa anak-anak kita ke masa depan,” ucapnya.(Adv/Kominfo/Kutim)

👁️ 382 kali dibaca

Tinggalkan Komentar